Jumat, 29 Januari 2016

REMEDY






REMEDY
Penulis: Biondy Alfian
Penerbit: Ice Cube
Cetakan Pertama, Februari 2015
209 Halaman



BLURB



“Lo yang nemuin dompet gue, kan?”
“Ya,” jawabku.
“Berarti lo sudah lihat semua isinya?”
“Ya,” jawabku lagi.
“Berarti lo sudah . . .”
“Melihat kedua KTP-mu?” tanyaku. “Sudah.”
Navin menarik napas panjangnya. Kedua matanya melotot padaku.
Rahangnya tampak mengeras.
            Ada yang aneh dalam diri Navin, si anak baru itu. Tania tidak sengaja menemukan dompet Navin di tangga sekolah dan melihat di dalamnya ada dua KTP dengan data-data yang sama, hanya berbeda nama. Satunya tertera nama Navin Naftali, satunya lagi tertera nama Budi Sanjaya. Selain itu, ternyata Navin sudah berumur 20 tahun. Apa yng dilakukan seorang pria berusia 20 tahun di SMA? Sebagai seorang murid pula. Tania memutuskan untuk mencari tahu kebenaran tentang identitas ganda Navin. Sementara itu, Navin juga penasaran dengan sosok Tania yang kini mengetahui rahasianya. Karena sepertinya gadis penyendiri itu punya rahasia yang lebih besar darinya.
REVIEW
            Suatu kebetulan atau kesialan bagi Navin a.k.a Budi Sanjaya, Tania menemukan dompetnya yang terjatuh, yang menguak sedikit misteri tentang lelaki itu. Tania yang khawatir terhadap identitas lelaki itu, secara diam-diam mengembalikan dompetnya. Dan pada saat bersamaan, Navin tahu, dompet yang menyimpan rahasianya diketahui oleh seorang siswi di sekolahnya. Mau tak mau, Navin berusaha mencari Tania. Ketika mereka kembali bertemu, Navin sempat mengancam Tania apabila membeberkan fakta yang diketahuinya. Akan tetapi, tindakan itu malah tidak membuahkan hasil. Sebagai gantinya, Navin berusaha bersikap ramah pada Tania. Jika Tania sampai membocorkan rahasianya, ini berarti malapetaka untuk Navin.
Mmm, dua bulan saya menunda novel ini untuk dibaca. Ini kebiasaan buruk, sih. Saat melahap novel, saya akan mengintip beberapa halaman, hanya sekadar memastikan keseruannya sesuai ekspektasi saya. Sialnya, saya harus menelan kekecewaan saat beberapa kali mengintip ceritanya. Saya kurang oke dengan konflik dan narasinya. And, some days ago, I tried to read it again. Just spending a useless time. And guess what? Kontan saja, saya mengikuti alurnya tanpa banyak protes. Tidak mencoba mencari kesalahan-kesalahan yang dibuat penulis saat membacanya.Well, saya tidak bisa berkata saya tidak terhibur dengan konflik yang dihadirkan penulis dalam ceritanya.
Suatu ketika, Viki teman sekelas Tania, meminta Tania maupun Navin bergabung dengan kepanitian PORSENI. Sebuah kegiatan yang kemudian mendekatkan mereka. Viki yang misinya agar bisa pedekate dengan Navin. Lalu, Navin yang berharap tetap terus mengawasi agar Tania tidak membocorkan rahasianya. Cara yang sepertinya salah dilakukan Navin. Sebab, Tania adalah siswi pendiam dan penyendiri. Viki dan Navin-lah yang kemudian pertama kali disapa teman bagi Tania.
Saya tidak butuh waktu yang lama menyelesaikan novel ini. Bukan karena saya terpaksa menyelesaikannya sesegera mungkin melainkan saya larut dalam kisahnya. Oke, kejutannya mungkin berkurang karena saya mengintip endingnya duluan. Mengintip bab-bab lain yang menyimpan misteri Navin dan Tania yang belum saatnya dibeberkan. But, membaca mulai dari awal novel ini sama sekali tidak memberikan efek bosan pada saya.
            Saya dibuat tersentuh dengan konflik masing-masing tokoh. Terutama kondisi Tania yang membuat saya merinding, seolah sayalah yang merasakan bagaimana saat pisau tajam disayat di kulit. Karena tindakan bejat ayahnya, membuat Tania melakukan hal tersebut. Dengan cara menyakiti diri sendiri, maka perasaan kecewa dan sakit hatinya terobati. Ah, tapi menyakiti diri bukanlah cara yang tepat, kan, apalagi sampai menyayat kulit :3
            Dan Ada Viki, seorang teman yang mendadak menjadi sahabat untuk Tania. Padahal, saya sempat mengira Viki akan jengkel atau bagaimana karena kedekatan Tania dan Navin.
             Saya prihatin akan Tania. Sayangnya, tidak berlaku sama untuk Navin. Ini yang mungkin kurang bagi penulis. IMHO lho ya, penulis tidak mengeksplor karakter Navin, sehingga saya tidak mendapat kesan apa-apa selain Navin adalah lelaki yang berusaha kuat mengubur masa lalu. Dan endingnya, kok dibikin seperti itu. Entah saya yang agak telmi kali ya menjabarkan ending yang tepat untuk Navin dan Tania.
            Omong-omong, kover novelnya manis. Navin dan Tania yang bergandengan, tapi saling berlawanan. Saya harus meralat lagi ungkapan saya dulu, kalau membeli novel ini tidak membuat pembaca kecewa.

Selasa, 19 Januari 2016

SELALU DENGANMU



Penulis: Kamal Agusta
Penerbit: Media Pressindo
212 halaman
BLURB
Wanita itu tetap bungkam. Dibukanya lagi kartu di tangannya, lalu dibacanya lebih teliti.
Busana yang kaurancang selalu cantik.
Tapi, bagiku kalu lebih cantik
Karena, kaulah sumber kecantikan itu.
-Malaikatmu-
Detik itu juga jantung wanita itu berpacu cepat. Sangat cepat. Sampai-sampai ia merasa jantungnya akan meledak. “Dia ada di sini... dia melihat pergelaran busanaku...”
*
Prada, Gucci, Louis Vuitton
Khatalina benci harus say goodbye kepada merek-merek itu. Tidak cuma kebiasaannya memborong barang-barang branded, impiannya untuk mempunyai merek fashion yang mendunia rasanya juga hampir karam. Papanya sudah tidak bisa lagi mensuplai segala kebutuhannya. Ia bahkan terancam berhenti kuliah.
Ini tidak bisa dibiarkan! Kathalina harus segera menyelamatkan impiannya. Seandainya bisa, ia ingin memohon pada Tuhan untuk menyisakan satu saja malaikat-Nya. Malaikat yang akan mengusap air matanya saat dunia sedang bersikap jahat.
***
REVIEW
            Saat mimpimu kian menjauh, apakah kau akan tetap mengejar atau justru melepasnya? Mengikuti kisah Kathalina dalam novel ini, maka kau akan menemukan jawabannya.
            Secara tiba-tiba, dunia Kathalina berubah drastis. Segala hal yang diingininya tidak lagi mudah diraih. Satu-persatu, sahabat maupun kekasihnya seakan tidak berpihak dengannya. Kebahagiaannya lenyap semenjak keluarganya mengabarkan bencana yang menimpa mereka.
            Dan kehilangan yang paling besar, bukan saat dia tidak lagi bisa berbelanja barang kesukaannya, melainkan sewaktu impiannya nyaris lenyap.
            Masalah keuangan keluarga Kathalinalah yang menyeretnya pada kondisi paling menyakitkan. Maka, Kathalina berusaha keras agar bisa berjuang di kota besar seperti Milan agar cita-citanya tak mesti berakhir.
            Penulis mengambil setting di Italia, tepatnya di Milan. Dengan deskripsi yang menarik, penulis mampu mengajak pembaca masuk dalam suasana kota tersebut. Sayang, makin lama, deskripsinya tidak lagi terasa seperti di awal-awal. Seperti Paris, saya juga berharap tidak hanya disuguhkan dengan setting memikat kota Milan, tapi dikenalkan corak khas atau busana yang menjadi tren di sana, tetapi sepertinya tidak banyak disinggung penulisnya.
            Konsep ceritanya bagus, yang kurang mungkin pada karakter tokoh ceweknya. Meskipun punya tekad kuat, saya tetap saja memandangnya lembek. Jujur, saya agak kurang suka dengan cewek yang keseringan nangis di dalam sebuah cerita. Untungnya, penulis menghadirkan tokoh lain yang mampu membuat Kathalina menjadi kuat, Daniele. Mungkin ini kenapa Kathalinanya dibuat sering nangis kali ya supaya peran Daniele penting di sini.
            Daniele adalah cowok yang ditemui Kathalina saat Kathalina nangis memikirkan hidupnya di negeri orang. Dengan uang yang kian menipis dan terancamnya berhenti kuliah, Kathalina terus-terusan sedih-well, kalo saya di posisi Kathalina, sih, mungkin yang paling parah itu meraung-raung kali ya, hehehe. Pertemuan mereka bisa dibilang aneh juga memalukan-bagi Kathalina, sih. But in my mind, that’s pretty romantic stuff. Jarang-jarang, kan, disapa cowok ganteng saat nangis, dihibur trus ditraktir pula. Hehehe.
            Sejak insiden itu, mereka kemudian bersahabat. Daniele membantu Kathalina mencari pekerjaan sambilan. Kathalina mendapatkan beberapa pekerjaannya, sih. Celakanya, dia tidak cukup kuat mempertahankannya. Intrik di dalam cerita ini seperti cerita drama. Ajaib, sebab gaya bercerita penulis nyatanya tidak membuat saya bosan, justru semakin hanyut akan rasa penasaran kelanjutan hidup Kathalina.
            Karena lelaki itu, Kathalina akhirnya sampai pada kontes busana. Adegan ini paling mendebarkan sekaligus yang paling saya suka. Saya suka semangat Kathalina, pun pada rancangan akhir busananya. Pokoknya, kalau busana yang dirancang Kathalina memang ada di dunia nyata, dan harganya tidak mahal-mahal amat, mungkin saya bisa berpikir untuk memilikinya. :D
            Kembali pada kontes busana tersebut. Banyak sekali peserta yang ikut, bahkan sahabat Kathalina pun turut serta. Andreana. Ah, Andreana, sih, tidak pantas disebut sahabat. Dia diri dalam daging. Musuh dalam selimut. Di sisi lain, saya juga terpukul sama apa yang menimpa Andreana di akhir cerita. Agak konyol, karena saya justru suka dengan karakter Andreana, meski dia super menyebalkan jadi cewek.
            Sebenarnya, saya bisa menebak bagaimana akhir dari kontes tersebut. Sayang, saya tidak bisa menebak jika berakhirnya kontes tersebut, maka berakhir pula kebersamaan Kathalina dan Daniele. Cowok itu terkena tusukan pisau di perut. Sementara Kathalina meninggalkan Milan.
            Kisah menarik dengan bumbu percintaan romantis. Membaca novel ini seolah memberikan suntikan semangat serta nasihat bijak akan mimpi yang tidak bisa kita abaikan begitu saja. Mimpi akan menjadi nyata ketika kita meraihnya dengan sungguh-sungguh, dan berbuah manis ketika kita menyingkirkan penghalang.

Selasa, 05 Januari 2016

IN A BLUE MOON




Penulis: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
320 halaman
BLURB
 


“Apakah kau masih membenciku?”
“Aku heran kau merasa perlu bertanya”
Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu-oh, bukan!- melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.
Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang-ini sangat jarang terjadi, tentu saja-kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.
REVIEW
 

Begitu novel terbaru Ilana Tan, terbit, saya harus menunggu sebulan sebelum membelinya. Wajar, nabung dulu :3
Seperti novel Ilana Sebelumnya, hal yang saya suka dari penulis misterius ini yakni cerita filmis yang ditulisnya, sederhana dan manis. Tentang perjodohan dua orang yang bertahun-tahun lamanya tidak bertemu. Perjodohan sepihak dari kakek salah satu tokoh, Lucas- kepala koki di Ramses, salah satu restoran paling terkenal di New York. Sementara tokoh ceweknya, Shopie Wilson- sangat membenci Lukas, teman sekolahnya dulu. Ada alasan mengapa Lucas dengan senang hati menerima perjodohan itu. Pertama, dia ingin menyenangkan hati kakeknya, dengan begitu Ramses akan diwariskan padanya. Kedua, dengan perjodohan ini, Lucas berharap bisa membayar kesalahan yang dibuatnya dulu pada Shopie. Sayangnya, Shopie tidak mudah memberi maafnya. Tentu saja, setelah tahun-tahun di ‘bully’di sekolah, maaf tidak akan cukup untuk Lucas.
Suka deh sama Shopie yang begitu keras kepala. Betapa ngototnya menolak tiap ajakan Lucas. Di sisi lain, Lucas yang tak putus asa membuat saya agak melting. Semua novel Ilana Tan sebelumnya, sudah saya lahap. Cukup terhibur banget, apalagi paling greget sama novel Winter in Tokyo dan saudaranya, Spring in London (FYI, ini dua favorit saya dari empat novel musim tersebut) dan saya berharap bisa menemukan hal yang sama di novel ini, nyatanya tidak. Di bagian awal, sih oke, tapi lanjut di bagian tengah, gregetnya kurang. Untunglah, saya keukeuh melanjutkan ceritanya, akhirnya dapat deh gregetnya lagi.
Di saat Shopie tidak lagi sengotot dulu, ada kendala lain yang musti dihadapai Lucas. Amanda, misalnya. Juga kedatangan pacar Shopie, Andrian Greeves. Klimaknya, saat Lucas dan Amanda pergi bersama ketika tahun baru. Shopie harus memikirkan ulang kembali perasaannya.
Fokus Ilana Tan masih tentang cerita cinta segi empat, Shopie-Lucas-Miranda-Andrian. Tidak ada masalah sebenarnya, hanya kok adegan seperti saat Shopie membuat cake sangat sedikit. Rasanya kok kurang seimbang dengan ilustrasi cake di tiap babnya, apalagi kovernya. Mungkin, kelewat tebal kali ya kalau adegan membuat kuenya dibanyakin :D
Sayang, saya tidak ketemu semacam clue yang menghubungkan dengan judul novel ini. Atau mungkin saya yang kurang memperhatikan kali ya :3
Walau demikian, novel keren ini tetap layak bertengger di rak bukumu, bersanding dengan novel keren kalian yang lain. Baca deh, bagaimana akhirnya Lucas dengan gigih meyakinkan Shopie, bukan demi maaf yang Shopie enggan berikan, juga karena ada perasaan lain yang tumbuh untuk Shopie, maka Lucas harus berusaha lebih keras lagi agar Shopie memilihnya.