Penulis: Hardy Zhu
Penerbit: PING!!!
Cetakan Pertama, Juni 2013
216 Halaman
BLURB
Di usia yang masih sangat muda,
Delia sudah merasakan yang namanya sakit hati. Tepat pada saat dirinya masih
duduk di bangku SMP, kedua orangtua-nya
bercerai dan kakaknya, Reno, pergi dari rumah. Ia memutuskan untuk
tinggal bersama kakeknya karena orangtuanya lepas tangan begitu saja.
Di bangku SMA, meski merasakan
kesepian yang teramat dalam, toh ia tetap menjadi siswa yang menonjol, terlebih
dalam ekskul memasak atau cooklas. Keahliannya membuat kue-kue dessert
mengantarkannya menuju sebuah kompetisi memasak bergengsi. Ia pun selalu
mendapat dukungan tiga sahabatnya yang berdarah blasteran, salah satunya Jason.
Tapi tanpa sepengetahuan Delia,
seseorang yang selalu memusuhinya berupaya menghentikan langkahnya menjadi
seorang juara.
REVIEW
Apa komentar saya tentang novel ini?
Terlalu drama, mungkin?
Delia ditinggalkan kedua orangtuanya
begitu saja setelah cerai. Kakaknya yang tidak betah dengan kondisi orangtua-nya
yang egois, memilih kabur. Saya tidak akan menanggapi kalau apa yang dihadapi
Delia terlalu sinetron, toh di kejadian nyatanya pun, beberapa kasus nyaris
seperti yang dialami Delia benar-benar terjadi.
Konflik utamanya berupa persaingan
yang tidak jujur ala sinetron. Kecurangan serta perlakuan tidak adil Delia
hadapi berkali-kali. Bukannya respek dan ikut bersedih, saya justru bosan. Dan
ketika memaksakan diri untuk tetap ikut dalam kisah Delia, I give up for this story. Saya menutupnya. Saya kembali melanjutkan
setelah jeda berhari-hari.
Oke, apa-apa yang dialami Delia di
sekitarnya, misal: geng-geng di kelas, persaingan, gosip-gosip yang dilakukan
remaja dengan temannya, memang nyata. Saya sendiri pernah mengalami apa yang
dialami Delia, dicuekin teman dan terpaksa pura-pura cuek pula dan malah sibuk
ke hal lain. Saya hanya menyayangkan kasus yang terjadi antara Delia dan Sandra.
Kisah mereka itu seharusnya menjadi daya tarik utama dalam novel ini, tetapi
saya malah tidak menikmatinya. Please for
apolizing me. Ini yang benar-benar saya rasakan tatkala membacanya.
Juga saat Sandra akhirnya bergabung
dengan cooklas Delia. Apa ini tidak maksa ya. Well, secara anggota cooklas telah bergabung sejak dulu. Katakanlah
sudah agak mumpuni. Sementara Sandra? Hanya modal tekat saja, masa segitu mudahnya
dibiarkan bergabung dalam orgnisasi memasak itu, meski diutarakan dengan alasan
Sandra selama seminggu meyakinkan pengurus cooklas kalau dia layak ada di organisasi tersebut.
Bagi saya, novel yang bagus itu
bagaimana penulis membuat pembaca menentukan sendiri tokoh yang disukainya,
dengan kelebihan dan kekurangan para tokoh tersebut. Tapi sekali lagi, saya
menjawab tidak. Tak satu pun tokoh yang membuat saya jatuh dengan karakternya.
Beberapa kelebihannya dari novel ini
hanya endingnya yang tidak dipaksa klise, pun kehidupan remaja bisa kita
temukan di kehidupan nyata yang dituang penulis di novel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar