Minggu, 27 Desember 2015

P.S. I Still Love You by Jenny Han




Penulis: Jenny Han
Penerbit: Penerbit Spring
Cetakan Pertama, September 2015
BLURB
Lara Jean tidak mengira akan benar-benar jatuh cinta pada Peter.
Dia dan Peter tadinya hanya berpura-pura
Tapi tiba-tiba saja mereka tidak lagi pura-pura.
Sekarang, Lara jean tambah bingung dengan
Perasannya dan juga dengan situasi
Yang dia hadapi.

Saat seorang pemuda dari masa lalunya tiba-tiba
Kembali ke dalam kehidupannya, percikan yang pernah
Dia rasakan pun kembali.
Bisakah seorang gadis jatuh cinta pada dua pemuda sekaligus?

Buku ini adalah sekuel dari To All the Boys I’ve Loved Before, tempat kita bisa
Merasakan cinta pertama lewat Lara jean.

Cinta tak pernah mudah, tapi mungkin ituah yang membuatnya luar biasa.

***
SINOPSIS       
Lara Jean dan Peter kali ini serius dengan hubungan mereka. Setidaknya, setelah Lara Jean datang meminta maaf dan dijawab oke dengan gaya sok cool Peter, mereka baikan. Lara Jean yang baru pertama kali berkencan sungguhan, merasa sangat bahagia. Sayangnya, Lara Jean tidak bergembira lama. Tiba-tiba saja dia dikejutkan dengan tersebarnya videonya di permandian air panas bersama Peter.
Terguncang! Itu yang dirasakan Lara Jean. Apalagi segala komentar-komentar pedas serta seluruh sekolah telah menyaksikan. Malapetaka bagi Lara Jean, karena video itu ditayangkan saat pelajaran berlangsung. Lara Jean mencurigai seseorang. Siapa lagi kalau bukan mantan sahabat sekaligus mantan pacar Peter. Genevieve.
Peter ragu kalau Genevieve-lah pelakunya. Belum selesai masalahnya, sebuah surat cinta balasan Lara Jean datang. John Ambrosse Mclaren, teman masa kecilnya dulu,  telat membalas suratnya karena suatu hal. Maka semenjak itu, mereka rutin berkirim surat. Pada Peter, Lara jean mengaku kalau John adalah sahabat penanya.
Tidak hanya Genevieve yang kembali masuk dalam kehidupan Peter, perlahan Lara Jean pun mulai dekat dengan John, apalagi setelah laki-laki itu datang memenuhi undangan Lara Jean. Lara Jean sengaja mengundangnya, juga mengundang teman masa kecil mereka. Di saat semua kembali berkumpul, Genevieve mengusulkan sebuah permainan Assasins, permainan yang sering mereka mainankan dulu. Aturannya, mereka akan menuliskan nama di sebuah kertas. Setelah kertas dikumpulkan, mereka kemudian memilih kertas lain. Nama yang muncul di kertas akan menjadi target untuk dikalahkan. Kali ini, Lara Jean menantang Genevieve. Dia menerima semua tantangan karena merasa diremehkan Genevieve.
Saat masing-masing mulai mengejar target, terkuak fakta satu-satu. John nyatanya menyukai Lara Jean sejak dulu. Adapula Peter, selama ini dia masih peduli dengan Genevieve. Dan, ada alasan mengapa Genevieve amat membenci Lara Jean.
Nah, siapa yang dipilih Lara Jean? Benarkah Peter akan selalu memilih Genevieve dibanding Lara Jean?
***
REVIEW
Well, di novel pertama, saya jatuh cinta dengan kovernya. Hanya karena alasan itu, saya menunda sementara membeli. Hingga novel kedua keluar, dan daya tarik kovernya masih sama, akhirnya saya mulai ngeh sama sinopsis novel itu. And then, saya suka. Sayang, ketika bermaksud memborong novel ini di toko buku online, saya kehabisan buku pertamanya >_<
I deeply love this story. Tidak hanya menyuguhkan kisah cinta. Namun, bercerita tentang hubungan keluarga Lara Jean. Mereka bersama dan saling-mengasihi. Saat Margot bersedih, ada Lara Jean yang menghibur Margot. Pun saat Lara Jean menghadapi kasusnya di sekolah, Margot terus ada untuk Lara Jean. Dan si manis Kitty, betapa pun dia menyukai dan memuji Peter. Bagaimana jengkelnya dia ketika Peter dan Lara Jean putus, dia tetap berada di pihak kakaknya.
            “Aku tidak mau cake yang itu. Kembalikan dan ambil cake Funfetti di ujung meja.” Peter
         "Kau tidak boleh mengambilnya,” Kitty. “Bukan begitu cara bermain cake walk. Kau mengambil cake dengan nomor yang sama dengan tempat kau berdiri.” (329)
            Bukan hanya Lara Jean, saya pun berharap bisa memeluk anak sok tahu itu. >_<
Jenny Han memberikan porsi yang sama antara kisah persahabatan Lara Jean, keluarga, dan hubungan percintaannya.  Mungkin bumbu percintaan Lara Jean dan Peter di awal-awal bikin saya sedikit mengerutkan hidung. Jujur, beberapa adegan make-outnya kurang saya suka. Satu di antaranya bahkan rasanya saya temukan di novel dewasa *oke, abaikan yang ini :3
“Itu namanya jual mahal! Aku menunggu-nunggu kau meneleponku, dasar bodoh. Sudah sejak enam hari sejak kejadian itu.” (22)
Itu salah satu omelan yang akhirnya bikin saya suka Peter. Ya ampun, saat berada di posisi Lara Jean, saya mungkin tidak akan berani datang ke rumahnya. Saya suka Peter. Tidak karena dia adalah bintang ataupun pemuda paling tampan di sekolah. Komentar-komentar lucunya, juga perilaku manisnya terhadap Lara Jean bikin saya senyum-senyum sendiri. Apalagi ketika video panas mereka menghebohkan seisi kelas, maka dengan berani Peter bertindak heroik.
Setelah cerita Lara Jean dan Peter, saya begitu suka dengan kehadiran Kitty sebagai adik Lara Jean. dia tuh imut sekaligus menyebalkan. Bagaimana Kitty membela habis-habisan Peter dan bersikap acuk tak acuh pada John.
Tentang kehadiran John, saya merasa ketar-ketir di sini. Saya takut  kalau  Lara Jean benar-benar pacaran dengan John. Secara Peter mendadak brengsek: saat dia terus bersama Genevieve. Bahkan Lara Jean bersusah payah membuat kejutan di pertandingannya, Peter malah asyik berpelukan dengan Genevieve. Lalu, siapa yang tidak jengkel sama cowok yang sudah memberikan sesuatu pada ceweknya kemudian diminta lagi?
Dengan terpaksa, saya tidak keberatan kalau-kalau Lara Jean akhirnya memilih John. Well, saya benci sama Peter yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara mereka ketika Kitty meminta peter menjemputnya. Juga saat Peter bersama Genevieve datang ke tempat magang Lara Jean.
Jenny Han meramu novel ini begitu epik. Setiap tokoh punya karakter masing-masing yang patut dicintai oleh pembaca. Seperti John, dia memikat saya dengan perlakuannya yang baik pada Lara Jean. Dan Peter, meskipun sangat jengkel padanya, saya belum bisa move on darinya agar bisa mendapatkan Lara Jean kembali.
Saya menamatkan novel ini hanya sehari. Kesulitannya hanya karena kalimat di novel hampir mengisi seluruh halaman buku, saya harus membuka lebih lebar lagi agar bisa melanjutkan kalimat. Di bagian awal dan pertengahan, saya kira ada typo. Nyatanya, saya salah. Ternyata memang ada kata lavendel (setelah saya cek kamus online).
Akhirnya, saya menutup novel ini dengan hati puas. Ya, walaupun Jenny Han terlalu cepat menutup kisah ini. Untungnya, endingnya amat romantis, jadi tidak masalah, sih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar